Jika anda ingin berbicara tentang sikap anti komunis sekarang ini", kata George F. Kenan, duta besar pertama AS untuk USSR, " Anda harus memulai dengan menjawab pertanyaan: Sikap anti komunis yang mana? Komunis dari Karl Marx, atau Lenin, Stalin atau Mao, atau Gromulka, dan bahkan Tito? Mereka berbeda. Bahkan bagi kaum komunis sendiri. Sengkapnya baca buku KISAH PARA DIKTATOR Biografi Politik Para Penguasa Fasis, Komuis, Despotis, dan Tiran. karangan Jules Archer terbitan Narasi tahun 2004.
Thursday, 20 December 2007
Jangan pusing kalau liburan jauh dari keluarga atau orang-orang yang kita cintai. Saya punya tips sederhana untuk menghilangkan kejenuhan. Coba anda main ke warnet dan buka situs atau chat disana kita banyak dapat teman walau didunia maya tak jarang mereka mau kopi darat alias ketemuan. Dan lebih mengasyikan lagi kita jalan-jalan ke tempat sepi dan menulis isi hati kita lewat goresan pena diatas agenda harian kita. Percaya deh dua tips itu aja pasti membuat anda menjadi diri anda sendiri. Dan dengan sendirinya kita merasakan kenyamanan tanpa harus menyiksa diri dengan narkoba, dan segala macamnya. Petik sunyi sebuah potret lamunan penuh harapan...
Tuesday, 18 December 2007
MAJU TERUS PANTANG MUNDUR HADAPI HIDUP DENGAN OPTIMIS...!!!!!
Historia Magistra Vitae Est...sejarah adalah guru kehidupan, jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Seperti yang dikatakan oleh pemimpin Besar Revolusi Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno. Teriakan khas orasi beliau selalu terngiang, ditelinga jiwa-jiwa merdeka, yang seakan-akan mengandung pesan "wariskan itu wahai kaum muda...belajarlah dari sejarah untuk membangun bangsa yang besar, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya...".
Ironis sekali dijaman yang serba instan seperti sekarang ini, masyarakat terkesan apriori dengan sejarah, apalagi kaum muda yang kebanyakan menganggap bahwa pelajaran sejarah itu tidak ada gunanya lagi. Untuk apa mempelajari masa lalu, kan tidak ada gunanya. Sebenarnya kata-kata tersebut dipengaruhi oleh budaya instan yang ingin serba cepat, serba enak, dan serba mengasyikan, setelah itu dilupakan, tanpa bekas dan budaya instanpun semakin merajalela mengalahkan kesederhanaan dan kebijaksanaan.
Bangsa yang sedang sakit ini membutuhkan figur orang yang bijaksana, memiliki idealisme tinggi dan memiliki nasionalisme agar bangsa Indonesia bisa dia bawa ke arah persatuan dan persatuan. MERDEKA...!!!
Ironis sekali dijaman yang serba instan seperti sekarang ini, masyarakat terkesan apriori dengan sejarah, apalagi kaum muda yang kebanyakan menganggap bahwa pelajaran sejarah itu tidak ada gunanya lagi. Untuk apa mempelajari masa lalu, kan tidak ada gunanya. Sebenarnya kata-kata tersebut dipengaruhi oleh budaya instan yang ingin serba cepat, serba enak, dan serba mengasyikan, setelah itu dilupakan, tanpa bekas dan budaya instanpun semakin merajalela mengalahkan kesederhanaan dan kebijaksanaan.
Bangsa yang sedang sakit ini membutuhkan figur orang yang bijaksana, memiliki idealisme tinggi dan memiliki nasionalisme agar bangsa Indonesia bisa dia bawa ke arah persatuan dan persatuan. MERDEKA...!!!