Thursday 31 January 2008

AKU PERGI...UNTUK MENGABDI...


Bukan...

Untuk Meninggalkan Kenangan Kita…

Untuk meninggalkan Canda dan Tawa Kita…

Untuk meninggalkan sepenggal kisah hidup yang pernah ku tanam disini…

Untuk Meninggalkan Segala Kebencian Yang Pernah aku Ukir Dalam Hati..

Oh..Yang Satu ini, kalian semua sudah ku maafkan dengan segala egoku dari dulu…Karena Aku Ingin Kamu Jadi Saudaraku dan Saling Mencintai Sesama Dengan Tulus...

Setulus Hati…Setulus Kecintaan Kita Pada Rumah Yang Indah ini…Tempat Kita Berbagi Cerita…Canda…Tawa…Cinta…dan Mungkin Kesedihan yang pernah kita lalui dalam hidup…Kuliah...Kisah Cinta Yang kadang membuat hati kita terkoyak...

Sahabatku...

Saat Mulutku Terkatup Ruang Pikiran ku Terkunci...

Karena Air Mataku Sudah membasahi....

Tak Tertahankan lagi....

Ah...Biarkan ia menetes membasahi semua kenangan Dalam hatiku...

Mengapa aku yang Sekejam ini bisa menangisi kepergianku sendiri....

Mungkin...

Karena aku meninggalkan Sahabat-Sahabatku...

Orang yang mengerti akan kehidupanku...

Maafkan...

Waktu Yang Membuatku Pergi...

Aku Pulang Untuk Mengabdi...

Aku Titipkan Sepenggal Kisah Menarik Untuk kalian...

Pada Seluruh Penghuni Hati...Rasa...Ketulusan...akan Pengabdian...

Dedicated to PUJANGGA78

Monday 21 January 2008

Gunung Batu Gantang/Batu Daya (Botuh Daya)

"...Botuh...Daya...Botuh Daya....Botuh Daya...Botuh Daya...Botuh Daya... Ujai gesah neh...Kek Pansau ngobik botuh...dari dorik...Rubang Kijang...nak sabar Ujo...di nongu Parodam...di Kuala Simpang...". Itulah sepenggal bait lagu bahasa Dayak Simpakng ciptaan Tomas Tion, yang dipopulerkan artis Sangkalatn Thung Lie dengan judul Botuh Daya, Lagu tersebut menceritakan keindahan bukit botuh Daya (Batu Daya).
Bila Anda ke Kabupaten Ketapang untuk melihat aneka keindahan alamnya, maka tak kalah menariknya adalah keunikan "Gunung Batu Daya". Gunung Batu yang mirip dengan bukit Kelam di kabupaten Sintang ini terletak di Kecamatan Laur.
Gunung batu ini merupakan salah satu obyek wisata Ketapang yang belum banyak digarap. Gundukan batu raksasa tersebut merupakan fenomena keajaiban alam.
Masyarakat Kec. Laur menamakan gunung ini dengan nama "Gunung Gantang" karena bentuknya mirip gantang yaitu alat penyukat (penakar) padi. Ada juga yang menyebutnya "Bukit Daya" karena bila dilihat dari sisi yang lain sering berubah-ubah sehingga kita terpedaya, maka disebutlah dengan bukit daya.
Banyak misteri yang belum terungkap dari bukit batu ini, proses kejadian dan geologis dari batu ini memang belum banyak terungkap. Selain itu tak kalah menariknya keanekaragaman flora maupun fauna di kawasan ini sangat menarik untuk diteliti.


Menurut Catatan KIPDE di Dunia international maupun tingkat nasional, terutama para pemanjat tebing, sudah lama mengenal bukit ini dengan "Bukit Unta" karena bentuknya mirip dengan punggung unta, berpunak-punak. Dengan tingkat kemiringan yang terjal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi para pemanjat tebing, oleh karena itu di tingkat nasional dan international kawasan ini sudah termasuk dalam daftar agenda mereka.

Untuk menuju ke daerah ini Anda dapat melalui kendaraan air dengan speed boat melalui Kec. Simping Hilir dan Sungai Melano. Selain itu juga dapat melalui jalan darat, baik dari Arah Kendawangan maupun melalui Kec. Tumbang Titi, ataun lebih dekat dari Kecamatan Simpang Hulu (Balai Berkuak melalui rute jalan Tran Kalimantan).

Fasilitas lain penujang bagi pelancong memang masih terbatas, letak nya di kecamatan terpencil sehingga fasilitas penginapan dan restoran belum ada. Namun karena sudah dikenal di dunia, maka tidak terlalu sulit bila kita menjual nama bukit ini untuk para turis, terutama peminat panjat tebing, pencita alam dan para peneliti.

Pemerintah daerah juga mulai memperbaiki sarana jalan ke daerah ini, beberapa jalan lintas juga sedang dikerjakan untuk menuju ke kecamatan ini, sehingga akan memperpendek jarak. Memang masih perlu bertahap, karena masih banyak yang harus ditangai pemkab.

dari: http://students.ukdw.ac.id/(heran saya, kok mereka tahu padahal mereka di Jawa)

Thursday 17 January 2008

Alam memang selalu menyajikan keindahan dirinya untuk kita tonton, tidak hanya lekukan tubuh wanita yang eksotis dan montok saja (khusus kaum adam). Dunia ini memang unik, dia selalu menyajikan panorama untuk kebutuhan manusia, hanya saja manusia kadang susah untuk mengerti. Sehingga tidak sedikit alam menjadi korban ketamakan dan keserakahan mereka. Borobudur yang terletak di Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Magelang, hampir saja pupus keindahannya, kalau bukan kita-kita yang selalu mengunjungi secara legal. Tanpa melompat pagar. Seperti manusia yang satu ini dia adalah pengunjung yang patut diteladani. Namanya Helwin, sekarang mengajar di SMP negeri I Simpang Hulu, hobinya bertualang di Pulau Jawa, untuk mengunjungi situs-situs sejarah seperti Borobudur, Prambanan, Mesjid Demak, Mesjid Kudus, selain di Jawa dia juga ke Bali, Lombok dan Papua untuk mengunjungi saudaranya.

Monday 7 January 2008

Ayo...menyambut tahun 2008 dengan berbagai harapan hidup, kita jalan-jalan...
Jalomo Adventure 2007, menujukan bagaimana menikmati keindahan alam, dengan tidak merusaknya sedikitpun. Cukup dinikmati saja. Karena Indonesia tidak mau menjadi padang pasir yang gersang...Antisipasi nyata global warming tidak harus dengan berkoar-koar pidato demonstrasi. Coba datangi, nikmati dan resapi...indahnya hutan Kalimantan Barat tapi, yang dipedalaman lho...rasakan bedanya...
Mungkin belum anda lihat...keindahannya jika anda belum datang kepadanya, sebuah panorama alam Kalimantan Barat tepatnya di Desa Merawa di dusun Giet. Merawa, nama desa yang dipakai untuk menamakan blog ini. Merawa diambil dari nama sebuah gunung yang terletak seolah-olah sebagai pelindung desa yang berada di sekitarnya. Seperti Desa Merawa, Kualan Hulu, Kualan Tengah. Yang paling penting adalah Gunung Merawa merupakan nadi Kecamatan Simpang Hulu. Gunung Merawa sampai Group dengan melakukan adventure singkat tahun 2007 memberikannya untuk anda. Panas Namun tetap Bersahabat...tul gak...?!
Siapa bilang hutan Kalimantan sudah habis? Anda ingin tahu dimana hutan pedalaman Kalimantan Barat yang masih perawan?. Hutan yang belum disentuh oleh tangan manusia dan kejamnya pembangunan. Layak kita nikmati sebagai penyegar otak yang selalu dibebani target hidup yang tidak kunjung selesai. Ini asli, bukan dibuat oleh manusia. Kami ingin menyajikannya untuk anda, siapa tahu suatu saat anda bisa pergi ke tempat ini. Percaya deh, tidak membuat dompet tipis, walau cukup melelahkan, namun sangat mengasyikan. Anda akan merasakan bahwa antisipasi global warming dimulai dari sini, dari kita semua membiarkan hutan tetap perawan, dan menikmati keindahannya, menikmati hasil alam tanpa harus merusaknya. Desa Merawa bisa menyajikannya untuk anda, melalui perjalanan singkat Jalomo Adventure penghujung 2007 yang diawaki oleh John Arnaz, HenTakun, Yovi Banyong...walau sederhana tapi kami yakin asyik untuk dilihat.