Tuesday 30 November 2010

Hentakun
Borneo Tribune, Menjalin

Segala keluh kesah ratusan guru tertumpah pada pemimpin mereka, karena ke mana lagi pahlawan tanpa tanda jasa itu mengadu.
Dalam seminar pendidikan bertajuk ‘Memahami peran strategis guru dalam mewujudkan guru profesional bermartabat dan sejahtera’, yang dilangsungkan di Aula Gereja Katolik Paroki Menjalin Kabupaten Landak, Kamis, (25/11), rbuan guru dipersilakan bertanya mengenai apa saja terhadap pembicara, yang diantaranya Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot.
“Anggota DPR boleh studi banding, mengapa kami tidak boleh, kami juga ingin melihat langsung bagaimana rasanya naik Kereta Api sehingga kami bisa menjelaskan ke peserta didik apa dan bagaimana Kereta Api, begitu juga Pesawat Terbang, atau kendaraan yang tidak ada di Kalbar, karena selama ini kami menjelaskan hal tersebut juga hanya mengandai-andai,” terang Damianus (45) Guru SD Sepahat Kecamatan Menjalin.
Ada juga permintaan perwakilan Guru Kecamatan Kuala Behe, agar guru-guru yang dari luar tidak diberi kemudahan pindah sebelum masa pengabdian sepuluh tahun, karena akan merepotkan guru asal setempat dalam mengatur penjadwalan pembelajaran
Selain itu, keluhan terhadap ruang kelas yang kurang sehingga satu kelas mencapai 60 siswa, hal tersebut menyulitkan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Beberapa keluhan lain semua ditumpahkan
Tak pelak lagi, Bupati ketika itu mesti menyandang tugas ganda, disatu sisi menjawab pertanyaan ilmiah dalam konteks sebagai narasubner, di sisi lain menjawab keluhan guru-guru. Praktis saja solusi bisa mereka temukan, segala pertanyaan dan keluhan tuntas terjawab.

Sebuah Komitmen
Keinginan untuk menjadi Kabupaten terdepan dalam hal kemajuan menjadi sebuah komitmen. Sejak menjadi Kabupaten tahun 1999 Landak yang beribukota di Ngabang mulai berbenah. Kabupaten yang dijuluki kota Intan itu, sejak kepemiminan H. Agus Salim sebagai Bupati, Kemudian Cornelis yang kini menjadi Gubernur Kalbar, menunjukan kemajuan pesat.
Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot, menuturkan, awal berdirinya kabupaten Landak 10 tahun lalu, begitu tertinggal, artinya begitu sedikit yang yang anggaran dari Pemerintah Kabupaten Pontianak yang menjadi kabupaten induk.
Infrastruktur memprihatinkan, sarana prasarana pendidikan, irigasi, pertanian semuanya perlu pembenahan, “Ketika Saya menjadi Kepala Dinas pendidikan, rumah sekolah banyak yang roboh karena kondisi yang rusak, sehingga ketika mejadi Kabupaten sendiri, Pemkab Landak kewalahan membangun dan memprioritaskan sarana dan prasarana mana yang mesti didahulukan karena keterbatasan,” terang Adrianus.
Menjadikan sumber daya manusia (SDM) Landak yang Cerdas adalah cita-cita Adrianus, menurutnya jika manusia cerdas maka pembangunan pun akan lebih baik. Ketika Cornelis menjadi Bupati periode pertama, pembangunan infrastruktur mulai dirintis, termasuk sarana prasarana pendidikan dan pembangunan lainnya, nuansa artistik di setiap bangunan pemerintah menjadi ciri khas tersendiri, gedung DPRD dan kantor Bupati yang dirancang mirip Rumah Betang Suku Dayak.
Rintisan tersebut dilanjutkan periode Adrianus Asia Sidot, program utama pembangunan yang diprioritaskan bidang pendidikan. Doktor lulusan Universitas Padjajaran Bandung itu, komitmen mencerdaskan sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Landak, karena menurut Dia, SDM modal utama. Tahun 2000, ketika dirinya menjabat Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Induk, telah memprioritaskan pendidikan, karena melalui pendidikan suatu daerah bisa maju.
“Saat itu ada sejumlah 387 SD yang 70 persen kondisinya rusak berat malah ada bangunan roboh. Saya berfikir, bagaimana memobilitas dana untuk memperbaiki gedung sekolah itu?” tutur ayah tiga anak itu.
Laki-laki penggemar off road itu secara perlahan membangun sarana dan prasarana pendidikan ketika sudah menjadi Bupati, sehingga 2009, seluruh sekolah yang rusak diperbaiki, jumlahnya bertambah menjadi 422 unit.
Tidak hanya Sekolah Dasar yang mesti diperhatikan, pendidikan anak usia dini juga perlu disentuh, saat itu hanya ada 1 (satu) Taman Kanak-Kanak (TK) di Ngabang, saat ini sudah berkembang ada 1 TK Pembina di setiap kecamatan. Selain juga dibangun SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang pada saat itu hanya ada 20 SMP Negeri dan Swasta, sehingga tidak menjangkau pedalaman.
Kini, kata suami Bernadeta itu, di seluruh ibukota kecamatan diupayakan ada 2 SMP Negeri. Bahkan hingga desa-desa terjauh diupayakan pembangunan SMP Negeri. Begitu juga dengan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), tahun 2000, hanya ada 5 SMA Negeri di Kabupaten Landak, sekarang sudah ada 20 SMA dan 4 SMK Negeri.

Kebutuhan Mendesak
Selain infrastruktur pendidikan yang diperbaiki yang perlu ditingkatkan juga adalah kualitas guru. Untuk tenaga pengajar, diutamakan lulusan Strata satu. Guru-guru SD yang belum SI ditingkatkan pendidikannya menjadi SI, baik melalui in job training (pendidikan guru dalam jabatan) dan in house training (tugas belajar).
Agaknya, Adrianus, sudah mengantisipasi pensiunan massal guru-guru Inpres tahun 1970-an, sehingga pembukaan formasi calon pegawai negeri sipil tahun ini tenaga kependidikan sebanyak 110 orang dan tenaga kesehatan 65 orang. Cara lain untuk persiapan dengan memberikan beasiswa kepada guru-guru untuk tugas belajar ke universitas-universitas berkualitas, seperti Universitas Pendidikan Indonesia-Bandung, Universitas Kristen Satya Wacana -Salatiga, Uiversitas Negeri Yogyakarta-Yogyakarta. Saat ini jumlah penerima beasiswa 800 orang.
Selain guru-guru, ada juga pelajar dengan pilihan ilmu kedokteran dan pertanian. Beasiswa ini menelan anggaran sebesar Rp.12 Miliar setiap tahunnya. Untuk membiayai ini, Pemkab mengalokasikan dana pendidikan hingga 30 persen dari total APBD. Untuk menghindari kegagalan program beasiswa ini karena gugurnya peserta di tengah studi, maka Pemkab akan memperketat proses seleksi penerimaan, walau tetap memprioritaskan guru-guru.
Meningkatkan mutu sekolah menjadi hal mutlak di Landak, maka, kata Adrianus, Pemkab berupaya mengarahkan agar terciptanya daya saing antar sekolah, “ Dengan menciptakan kompetisi antar sekolah dimana ditekankan ciri khas unggulan sekolah,” ujar Adrianus. Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa sekolah tidak mutlak hanya menekankan pada prestasi akademik saja. Tetapi juga aspek lain unggulan sekolah, misalnya seni dan olahraga. Semua ini bisa tercapai jika sekolah juga sedikit mandiri dengan memobilisasi dana dari siswa. Walau agak sulit untuk diaplikasikan pada sekolah-sekolah di pedalaman dimana pendapatan masyarakat nya masih rendah, namun secara bertahap mulai dikembangkan.
Saat ditanyakan soal arah pendidikan di Kab.Landak dimasa depan, Adrianus mengatakan bahwa, pendidikan terutama lanjutan atas akan fokus pada membangun SMK (sekolah Menengah Kejuruan). Terutama berbasis pertanian dan tidak terlalu variatif dalam jurusan yang tersedia sehingga SMK tersebut efisien dan fokus pada kesiapan keterampilan lulusannya, “Saat ini, saya minta guru-guru memperkuat SMK,” jelas Adrianus. Agar efisien dalam anggaran, SMK disediakan sesuai arah pembangunan Kabupaten Landak, misal SMK jurusan pertambangan, pertanian atau otomotif sesuai merk mesin yang ada di pasaran.
Untuk pendidikan tinggi, Kab.Landak sedang berupaya membangun politeknik-politeknik yang lulusannya akan berguna di Kab.Landak, semisal Politeknik Pengembangan air minum (kimia terapan) atau perrtanian, perkebunan dan otomotif.
Keluh kesah kaum umar Bakri itu, hanya ingin agar cita-cita bersama menjadikan Landak terdepan dalam pengembangan mutu SDM terwujud.
Hentakun
Borneo Tribune, Menjalin

Moment peringatan Hari Guru di Menjalin menjadi kenangan tersendiri bagi Frederika Cornelis.
"Saya hadir di sini karena saya juga guru, jadi saya sangat menghargai profesi ini karena sangat mulia," terang Frederika Cornelis yang juga mantan guru yang kini menjabat Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar, ketika menghadiri upacara peringatan Hari Guru se Kabupaten Landak di Kecamatan Menjalin, Kamis (25/11), Frederika juga mengenakan batik khas PGRI, putih berukir coklat.
Bertindak sebagai inspektur Upacara Bupati Landak Adrianus Asia Sidot. Ribuan guru memenuhi lapangan bola Pastoran Paroki Menjalin tersebut.
Era modern ini, menurut Frederika, guru mestilah meningkatkan kualitas menjadi guru yang bersertifikasi, dan menjaga loyalitas dalam melaksanakan tugas.
Dia berharap tidak ada guru yang pindah atau mengeluh ketika bertugas di daerah terpencil atau di daerah terjauh dari pusat kota, karena pekerjaan guru itu mulia mencerdaskan kehidupan bangsa, maju mundurnya generasi sebuah daerah tergantung bagaimana peran para guru.
Namun demikian, dia mengharapkan pemerintah dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah untuk lebih teliti dalam menempatkan guru dalam penugasan, apalagi dalam waktu yang lama, terutama guru perempuan atau suami istri yang seprofesi guru, "Agar jangan sampai baru setahun bertugas lalu minta pindah, jadinya tidak efektif," terang Frederika.
Ibu dua anak itu tidak menampik jika ada guru yang mencari penghasilan tambahan, namun dia berharap jangan sampai melalaikan tugas utama sebagai pendidik, apalagi sekarang guru itu profesi. "Kita berharap jangan ketika jam mengajar lalu mengojek," tukas Frederika.

Sarana Introspeksi
Sementara itu, Bupati Landak Adrianus Asia Sidot meminta momentum Hari Guru dijadikan para guru sarana intropeksi diri untuk perbaikan sumbangan pendidikan bangsa.
"Jadikan momentum ini sebagai introspeksi. Mudah-mudahan guru mampu dan terus memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara,” kata Adrianus.
Menurut Adrianus, ada tiga hal yang penting dalam momentum Hari Guru dan HUT PGRI, yakni pertama merupakan momentum yang tepat untuk merenungkan atau merefleksi diri terhadap perjalanan langkah panjang yang telah dilalui.
Kedua, bersama refleksi tersebut adalah upaya untuk introspeksi atas langkah-langkah yang selama ini telah dilakukan.
Ketiga, sebagai upaya untuk menatap masa depan yang lebih baik atau cita-cita luhur seperti saat digagasnya nilai-nilai yang kini dijadikan tonggak peringatan hari guru nasional.
"Dengan peringatan ini, kami mengharapkan dukungan aktif seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan mengoptimalkan peran guru sesuai dengan tema peringatan tahun ini adalah memacu peran strategis guru dalam mewujudkan guru yang profesional, bermartabat dan sejahtera," tegas Adrianus.(Antara)