Ajak Prancis Kembangkan Listrik Nuklir di Kalbar
Pontianak,- Deposit uranium melimpah. RPJMD 2008 rencana kembangkan listrik tenaga nuklir. Butuh pertimbangan berbagai aspek. Dalam studi pendahuluannya, Badan Tenaga Nuklir (Batan) menyarankan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar, karena memiliki deposit tambang uranium. Hal ini terungkap dalam RPJMD Provinsi Kalbar 2008. Namun Kalbar harus menggaet negara maju dan memerhatikan faktor keamana n dan limbahnya. “Setuju jika Kalbar ingin memanfaatkan uranium yang ada di Melawi, tetapi harus pandai-pandai menggunakan teknologi agar kita tidak difitnah oleh negara-negara maju. Saya pikir kita harus menggaet salah satu di antara negara maju itu,” kata Dr. Thamrin Usman DEA, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Tanjungpura di Rektorat Untan Sabtu (23/2) kemarin. Dikatakan Thamrin, hal ini merupakan permasalahan mineral strategis di tingkat nasional dan internasional. Rencana pembangunan PLTN tersebut jangan sampai suatu hari nanti malah menyudutkan Indonesia karena memproduksi bom massal dari nuklir. Indonesia juga nanti yang terkena getahnya seperti yang dilakukan oleh Amerika kepada Irak dan Iran. “Secara teknologi saya pikir kita bisa merapat ke Amerika atau ke Jepang agar ada bumper (tameng, red). Suatu saat nanti kalau kita dikecam karena Indonesia menghasilkan bom masal, maka ada tameng,” kata Thamrin seraya menyebut Perancis untuk dihaet karena negara tersebut salah satu negara yang mengekspor listrik hasil produksi dari bahan bakar nuklir. Dari segi limbahnya, kata Thamrin, PLTN ini tidak ada masalah karena limbahnya bisa diamankan dengan mencampurkan beton, sehingga dapat ditanamkan dalam perut bumi.
Dijelaskan dia, karena potensi yang ada di Kabupaten Melawi itu adalah uranium yang sudah terukur, satu-satunya di Indonesia, oleh sebab itu reaktornya dapat diproduksi. “Kemudian persiapkan juga sarana transportasi produknya berupa jaringan bertegangan tinggi dari sini, saya yakin Kalbar dapat mengekspor hasil listrik tersebut ke negara jiran,” terang dia. Lebih lanjut Ketua Gema Nusa Kalbar ini mengatakan, untuk di beberapa negara maju ada teknologi yang menggunakan high security. Kecuali Indonesia tidak punya teknologinya. Tinggal bagaimana teknologi tersebut dapat diterapkan dan ditangani orang-orang dengan latar belakang tak sembarangan “Sedangkan untuk masyarakat di sana (Prancis) pun dari pengalaman negara maju biasanya juga sering dilakukan pelatihan seperti pelatihan evakuasi sistem keamanannya yang sudah terjamin. Tapi jika ada kebocoran nah itu sudah di luar kemampuan manusia. Seperti Negara Jepang memang termasuk negara yang instabil artinya tidak stabil dari segi gempa, tetapi mampu dan berani apalagi kita,” tambah dia. Sementara itu, Pemerhati Masalah Nuklir, Subanri Umun S.Si mengatakan pembangunan PLTN ini dapat memunculkan dua persoalan utama yakni faktor keamanan dan faktor limbah nuklir. “Dari sisi kemanan, kita telah melihat sejarah Negara yang sudah ahli nuklir pun pernah kecolongan. Peristiwa Cernobyl di Rusia dan Three Miles Island di Amerika, dua negara ini merupakan contoh nyata bahwa tidak ada kemampuan teknologi canggih yang mampu menjamin kecelakaan,” ungkap Subanri. Subanri menjelaskan permasalahan limbah nuklir sudah sejak dulu menjadi masalah bagi negara-negara yang telah lebih dulu menggunakan PLTN. Akhirnya negara-negara tersebut yang menjadi penghasil limbah.
“Limbah nuklir memerlukan penanganan rumit dan memerlukan waktu normalisasi ratusan ribu tahun. Kesalahan pengelolaan limbah nuklir tidak kalah bahayanya dengan meledakkan bom atom di rumah sendiri,” kata Subanri. Ia berharap agar pemerintah Kalbar sebaiknya memperhitungkan untung ruginya untuk menggunakan nuklir sebagai PLTN hingga ditemukan teknologi pengolahan nuklir yang benar-benar memberi manfaat. “Walaupun Kalbar berada pada posisi yang tidak rawan gempa sehingga penyimpanan limbah nuklir dengan cara paling aman, tetap memberi resiko kerusakan akibat bencana alam dan ini harus diwaspadai,” terang dia. Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalbar Ir. Fathan A. Rasyid memaparkan soal PLTN ini di Kantor Gubernur usai acara pemaparan tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2008, Senin (18/2). Potensi uranium Kalbar yang tersebar di Kabupaten Melawi, Sintang, Landak dan Sanggau, cukup besar. Batan merekomendasikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kalbar dapat mengembangkan proyek listrik berkekuatan 1000 megawatt dari nuklir.
“Menurut mereka (Batan, red) sebaiknya PLTN tersebut dibangun di Kalbar karena memiliki kandungan deposit tambang uranium. Kalbar juga dianggap sebagai daerah yang stabil dan tidak termasuk dalam episentrum gempa. Kemudian termasuk salah satu provinsi yang jumlah penduduknya belum banyak,” kata Fathan. (ian)
Dari: http://www.equator-news.com/
Diriku malah takut tuh kalo direalisasikan PLTN di Kalimantan... Ngeri dech... jangan-jangan nanti habis orang Dayak di Melawi dan sekitar.